Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa ayahnya
sudah memprekdisikan peristiwa serangan 11 September 2001 di AS sejak
tahun 1990-an.
Netanyahu, seperti dilansir surat kabar Israel, Haaretz
mengungkapkan hal tersebut dalam perayaan ulang tahun ayahnya, Benzion
Netanyahu, yang ke-100 tahun. Di Israel, Benzion dikenal sebagai
sejarawan dan aktivis Zionis.
Dalam peringatan itu, Benjamin mengatakan bahwa mereka yang tidak
mengetahui masa lalu mereka, tidak akan memahami kehadiran mereka dan
tidak akan mampu memprediksi masa depan mereka.
Namun, Benjamin tidak memberi keterangan lebih lengkap tentang
klaimnya itu. Bagaimana ayahnya bisa memprediksi peristiwa yang
serangan tersebut.
Serangan 11 September 2001 yang menghancurkan menara kembar World
Trade Center di New York sampai detik ini masih menjadi misteri tentang
siapa sebenarnya dalang dibalik serangan tersebut. Teori-teori
konspirasi bermunculan, terutama dari mereka yang tidak percaya bahwa
para teroris Muslim yang tergabung dalam jaringan Al-Qaida sebagai
pelaku serangan itu, seperti yang selama ini diklaim oleh AS.
Para penganut teori konspirasi justeru mencium adanya keterlibatan
AS dalam serangan yang dijadikan alasan oleh Negara Paman Sam itu untuk
melakukan invasi ke Afghanistan. Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad
akhir pekan kemarin menyebut pernyaan-pernyataan versi AS soal serangan
11 September sebagai "Kebohongan Besar."
"Serangan 11 September versi AS adalah sebuah kebohongan besar dan
hanya dijadikan alasan untuk kampanye perang melawan teror yang
digulirkan AS dan dijadikan pemicu untuk melakukan invasi ke
Afghanistan. Menurut Ahmadinejad, serangan 11 September yang menewaskan
sekitar 3.000 orang, adalah hasil "perbuatan dan skenario intelejen
yang rumit."
source:
eramuslim